About Me

  Name: Asmawati Sy
  Home: Pekanbaru, Riau, Indonesia
  About Me: Saya ingin telusuri dunia, mencari tahu kebesaran yang telah Dia curahkan kepada seluruh makhluk-Nya. Agar saya bisa berada di pengungsian terakhir bersama kekasih-Nya.
  See my complete profile
   KarYa
   Arsip Ku
   Links
   Template by
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Blogger templates
  Free Download
Google

 
Monday, June 4, 2007
Sejarah 1

Islam Memandang Wanita

Masalah yang tidak pernah kering dibicarakan adalah wanita. Selalu menjadi isu sosial yang menarik sejak dulu hingga sekarang bahkan nanti. Kalau kita melihat sejarah, wanita dianggap sebagai makhluk yang tidak dapat berbuat banyak karena wanita tidak ada harganya. Bahkan fitrah dasar wanita seperti menikah, hamil dan melahirkan tidak dipelulikan. Peradapan mesir kuno menganggap wanita sebagai “pelengkap penderita” bagi laki-laki. Sehingga banyak raja mesir yang menikahi saudaranya sendiri hingga kisah tentang persembahan gadis cantik untuk sungai Nill dan kisah tentang adanya penari wanita dinegeri itu. Di Cina, seorang suami boleh menjual istrinya kalau ia memerlukan uang bahkan istri tidak bolah makan bersama suami ia hanya diperkenankan makan dari sisa suami. Diperadapan cina membuat peraturan, wanita ditetapkan sebagai pemuas nafsu laki-laki.
Sekarang kita melihat pemerintah yunani kuno yang mana mereka mengakui adanya praktik prostitusi secara resmi. Pajak dikenakan kepada mereka untuk disetor pada Negara. Dari penghasilan itulah pemerintah menganggap sumber ekonomi yang paling penting. Pada zaman jahiliyah menjelang diutusnya Rasulullah SAW kedudukan wanita pun tidak kalah hinanya, bangsa arab saat itu sangat membenci anak perempuan mereka tidak segan-segan mengubur hidup-hidup anak-anak perempuannya. Nau’zubillah , semua ini menunjukkan betapa rendahnya kondisi wanita dizaman peradapan kuno.
Bagaimana Indonesia memandang wanita, sejarah telah mencatat R.A Kartini memperjuangkan emansipasi melalui tulisanya, dan begitu juga R.Dewi Sartika melalui sekolah Keutamaan Isrti-nya. Kedua muncul di akhir abad ke 19 dalam masa kolonil Taman Paksa. Sedikit banyak perjuangan kedua pahlawan perempuan tersebut memengaruhi politik Hindia Belanda hingga mengeluarkan Politik Etis, membalas budi dengan mencoba berterima kepada rakyat melalui kelonggaran pribumi bersekolah selain pembenahan irigasi dan emigrasi. Kedua pahlawan perempuan tersebut memberdayakan kesempatan hingga munculya kesempatan membuat sekolah bahkan membuat kelompok politik pada dasa warsa pertama abad ke-20. Kini sepertinya emansipasi selalu diindentikkan dengan emansipasi perempuan, dari persoalan kecil hingga persoalan besar sampai harus dibuat kementrian Peranan Wanita, Pemberdayaan Wanita atau apapun istilahnya seolah-olah perempuan Indonesia tidak berperan, tidak berdaya. Faktanya, perempuan Indonesia sudah berdaya, memiliki keberdayaan tinggi meskipun kadang seing diiringi dengan kesalahkaprahan terhadap makna emansipasi perempuan terhadap laki-laki itu sendiri, buruknya emansipasi perempuan dijadikan excuse untuk hal-hal yang tidak esensial. Hal buruk lainnya adalah emansipasi perempuan menjadi kedok eksploitasi perempuan itu sendiri yang kadang tidak disadari para perempuan. Geger emansipasi, lupa jati diri.


Bagaimana Islam memandang wanita?
“ Barang siapa mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita sedangkan ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sediktpun.” (QS.An-Nisaa’:124)


Islam meletakkan wanita pada posisinya sebagaimana fitrahnya derjatnya tidak dibawah laki-laki tapi sama bahkan dalam keadaan tertentu wanita bisa lebih baik dari laki-laki. Bisa kita lihat, orang yang pertama kali menyambut islam adalah wanita istri Rasulullah,Khodijah. Orang yang pertama kali syahid dijalan Allah adalah wanita yaitu Sumayah binti Khubath. Bahkan hadist Rasulullah ada seorang bertanya kepada Rasulullah siapa orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik Rasulullah menjawab ibumu, ibumu, ibumu, ayahmu. (HR.Muslim)
Jika ada perlakuan syariah islam yang sepertinya membedakan laki-laki dan perempuan, itu disebabkan karena kaedahnya memang berbeda. Allah menciptakan ke dua makhluk ini dengan keistimewaannya masing-masing baik secara kejiwaan maupun srtuktur fisik. Perbedaan ini yang menyebabkan tugas laki-laki dan perempuan berbeda. Secara fisik wanita lebih halus dan lembut sedangkan laki-laki lebih keras dan kokoh. Begitu juga dengan kejiwaan wanita sedikit lebih sulit meredam emosi dan perasaannya lebih halus. Wanita melahirkan, menyusui, wanita haidh itu semua tidak terjadi pada laki-laki.
Apa hikmah dibalik itu? Ada perbedaan beban dan tanggung jawab anta laki-laki dan wanita misalnya laki-laki memberikan mahar kepada wanita yang akan dinikahinyadan kewajibanya memberikan nafkah kepada keluarganya. Sedangkan wanita menikah tidak berkewajiban membayar apapun, bahkan ia mendapat mahar. Ketika menikah pun iatidak harus mencari nafkah untuk keluarganya.
Demikianlah Islam Memandang Wanita, itu telah dirasakan oleh para sahabiyah, generasi terbaik di masa Rasulullah SAW. Mereka telah menerapkan islam secara kaafah dalam kehidupan mereka dan mereka benar-bebar merasakan kenikmatannya.Nah, bagaimana dengan kita??


posted by Asmawati Sy @ 11:18 AM  
2 Comments:
  • At June 17, 2007 at 9:17 PM, Anonymous Anonymous said…

    kalo saja laki/perempuan paham akan amanah masing2, maka tidak ada tumpang tindih fungsi. semua berjalan sesuai sunnatullah. maka, saya rasa, tulisan ini cukup mewakili betapa kita harus tau amanat itu. wassalam

     
  • At July 16, 2007 at 10:03 PM, Blogger penakayu said…

    tulisan bagus sebagai kritik buat kaum feminis :-)

     
Post a Comment
<< Home
 
 
 
© Jiwa Merasa, Fisik Bekerja, Berkaryalah Penuh Makna
Templates by Blogger Templates
   Waktu PekanbaRu
   JeJaK KawaN
    Name :
    Web URL :
    Message :
   Kenalan Yook
    oggix.com : <a href=http://oggix.com> Free Shoutbox & Complete Blog Tools</a>
   Best Links
   Ukiran Kawan